sumber : www.kompasiana.com
Sarjana Farmasi sudah diperoleh, sekitar 1 bulan masa tenggang tidak ada kerjaan. diisi hanya dengan makan tidur dan menikmati kehidupan di rumah saja, kota kecil Marabahan, Kalimantan Selatan. Sembari menunggu pendaftaran program profesi Apoteker. kerjaan tiap hari ya buka2 internet, browsing info-info kuliah diberbagai universitas yang membuka program apoteker. Setelah berpikir panjang jatuhlah hati pilihan pada 4 univeristas yang memiliki rating tinggi di Indonesia. Saat itu bermimpi mau kuliah di Unair (Surabaya), UGM (yogyakarta), ITB (Bandung) atau UI (Jakarta). Ternyata ALLAH SWT memberikan petunjuk kepada saya kemana selanjutnya petualangan ini dilanjutkan. Saat itu saya lulus yudisium di bulan Mei 2012, dan ternyata UNAIR masih lama pendaftaran, dan isunya tidak buka untuk mahasiswa luar Unair (informasi Akademik Unair), saat itu meyakinkan diri untuk mengurungkan niat ke Surabaya. Kemudian mencoba untuk menghubungi FMIPA UI (sekarang FF UI) dan info yang sama saya peroleh mereka tidak menerima mahasiswa non UI untuk tahun akademik 2012/2013. Pilihan terakhir pada UGM atau ITB. Pilihan awal adalah Sekolah Farmasi ITB, karena memang pernah sebelumnya kesana dan kampusnya lumayan bagus. Saya pun mencoba mendaftar disana, biaya pendaftaran saat itu 500 ribu. hehe
Tapi cukupkah hanya mendaftar di satu universitas? tentu tidak, mengingat perasaan takut dan khawatir tidak lulus pasti ada di diri tiap orang, begitu halnya saya. coba buka-buka WEB UGM saat itu wew, terkejuttt ternyata UGM hanya membuka untuk program Double Degree (DD) yang artinya dua program sekaligus yaitu profesi apoteker dan S2 Ilmu Farmasi. Wahh, saya saat itu berpikir pasti kulianya akan sangat berat karena menjalani dua program dalam waktu bersamaan.
EKspektasi saya saat itu hanyalah menjadi seorang apoteker dan setelah itu langsung bekerja, S2 nanti saja lah klo sdh bekerja. tapi, pikiran itu sirna setelah 2 orang teman saya di Farmasi Unlam yang juga berencana ikut program DD UGM dan saat itu mengajak saya untuk kuliah disana juga. Sebut saja mereka DiJe dan Midun. Setelah berdiskusi dengan orang tua, alhamdulillah orang tua merestui untuk mencoba mendaftar disana
FIX sudah 2 univeristas yatu UGM dan ITB adalah target selanjutnya. tapi, takdir ALLAH berkata lain, waktu pengumuman disalah satu Universitas Negeri di Kotab Kembang, bandung tiba, dan mencantumkan nama kedua teman saya tersebut diterima disana. Singkat cerita, dengan pertimbangan matang mereka meyakinkan diri untuk memilih universitas tersebut. Mendengar berita itu, saya langsung terpikir “bakal sendiri nihh “
Akhirnya waktu tes pun tiba,, saat itu tes UGM lebih dahulu, dilanjutkan dengan tes ITB beberapa hari kemudian. Allah SWT menunjukkan kekuasaannya dengan memberikan kemudahan bagi saya untuk menghadapi tes tersebut, dan akhirnya saya diterima di UGM sebagai mahasiswa PSPA UGM 2012 dan Mahasiswa Magister Ilmu Farmasi UGM 2012.
EKspektasi saya saat itu hanyalah menjadi seorang apoteker dan setelah itu langsung bekerja, S2 nanti saja lah klo sdh bekerja. tapi, pikiran itu sirna setelah 2 orang teman saya di Farmasi Unlam yang juga berencana ikut program DD UGM dan saat itu mengajak saya untuk kuliah disana juga. Sebut saja mereka DiJe dan Midun. Setelah berdiskusi dengan orang tua, alhamdulillah orang tua merestui untuk mencoba mendaftar disana
FIX sudah 2 univeristas yatu UGM dan ITB adalah target selanjutnya. tapi, takdir ALLAH berkata lain, waktu pengumuman disalah satu Universitas Negeri di Kotab Kembang, bandung tiba, dan mencantumkan nama kedua teman saya tersebut diterima disana. Singkat cerita, dengan pertimbangan matang mereka meyakinkan diri untuk memilih universitas tersebut. Mendengar berita itu, saya langsung terpikir “bakal sendiri nihh “
Akhirnya waktu tes pun tiba,, saat itu tes UGM lebih dahulu, dilanjutkan dengan tes ITB beberapa hari kemudian. Allah SWT menunjukkan kekuasaannya dengan memberikan kemudahan bagi saya untuk menghadapi tes tersebut, dan akhirnya saya diterima di UGM sebagai mahasiswa PSPA UGM 2012 dan Mahasiswa Magister Ilmu Farmasi UGM 2012.
Bagaimana kabar ITB??? saya ternyata belum rejeki disana, hehe. pengumuman ITB yang satu hari setelah pengumuman di UGM tidak lagi menjadi fokus bagi saya, karena merasa sudah memperoleh tempat persinggahan berikutnya
Perjuangan ini akan terasa sangat indah ketika kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapainya, dan keyakinan adalah hal yg utama untuk bisa sukses.
Yogyakarta, kota selanjutnya sebagai saksi sejarah perjuangan ini
Alhamdulillah
Perjuangan ini akan terasa sangat indah ketika kita berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapainya, dan keyakinan adalah hal yg utama untuk bisa sukses.
Yogyakarta, kota selanjutnya sebagai saksi sejarah perjuangan ini
Alhamdulillah
0 comments:
Post a Comment