Obat merupakan salah satu komoditi sumber pendapatan terbesar dari
rumah sakit. Penyimpanan menjadi salah satu kegiatan dalam pengelolaan barang atau obat.
Memelihara penyimpanan komoditas kesehatan seperti obat dan alat-alat kesehatan
dengan baik dan benar sangatlah vital guna menjamin kualitasnya. Oleh karena
itu pengelolaannya haruslah selalu diperhatikan. Sebagian besar obat merupakan
perbekalan kesehatan seperti obat yang membutuhkan perlakuan yang khusus dalam
penyimpanannya dan juga merupakan barang yang cukup mahal.
Pengelolaan komoditas kesehatan yang benar, tertib dan rapi dapat
mempermudah proses-proses lain dalam drug management cycle karena
kesemuanya saling berkaitan. Pengelolaan penyimpanan yang tidak baik dapat
menyebabkan kerusakan obat sehingga menghambat pelayanan obat yang maksimal dan
menurunkan kualitas pelayanan terkait dengan kepuasan pasien dan kepercayaan
tenaga kesehatan yang lain.
Pelayanan farmasi rumah sakit merupakan salah satu kegiatan di
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Menurut Kepmenkes
Nomor 1197/Menkes Th.2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit, Pengelolaan perbekalan
farmasi adalah suatu proses yang merupakan siklus kegiatan, dimulai dari
pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
pengendalian, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang
diperlukan bagi kegiatan pelayanan.
Pengelolaan obat di rumah sakit menjadi salah satu segi manajemen rumah sakit yang
penting. Kegiatan ini harus saling terkait dan terorganisir, agar kegiatan
tersebut dapat berjalan dengan baik dan saling mendukung. Oleh karena itu,
pengelolaan obat perlu dilakukan dalam jumlah yang cukup dan mutu terjamin
untuk mendukung pelayanan yang bermutu di rumah sakit.
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara
dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat. Kegiatan penyimpanan menjamin keutuhan fisik dan
keamanan obat/alkes serta kemasan sampai diserahkan kepada pengguna. Selain itu tujuan dari pengelolaan penyimpanan
adalah untuk menjamin persediaan obat dan alkes,
meminimalkan kadaluarsa dan kerusakan, untuk mengontrol
pencurian, untuk menyediakan catatan persediaan yang akurat, untuk
meramalkan kebutuhan.
Kegiatan-kegiatan penyimpanan meliputi pengaturan tata ruang dan
penyusunan stok, pengamanan mutu obat, pencatatan mutu obat, dan Expired
Date. Tata ruang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi
dan efektifitas kegiatan-kegiatan dalam pelayanan perbekalan farmasi.Ruang
penyimpanan harus memperhatikan kondisi, sanitasi temperatur, sinar/cahaya,
kelembaban, fentilasi, pemisahan untuk menjamin mutu produk dan keamanan petugas. Kriteria penyimpanan obat di rumah sakit meliput
:
1. Membersihkan dan desinfeksi ruang
penyimpanan secara teraturMenjaga produk pada daerah yang kering,
ventilasi yang bagus dan terlindung dari cahaya matahari langsung.
2. Menyediakan perlengkapan pemadam kebakaran yang
mudah diakses dan personel terlatih yang dapat menggunakannya.
3. Menjaga kelembaban ruang penyimpanan.
4. Penggunaan pallet dengan ketentuan, 10 cm diatas
lantai, 30 cm dari dinding dan tinggi pallet tidak lebih dari 2.5 m.
5. Mengikuti petunjuk penyimpanan dari produsen
atau distributor .
6. Produk disimpan sesuai dengan suhu penyimpanan.
7. Untuk meminimalkan kehilangan produk karena
kadularsa maka sistem yang digunakan adalah FEFO (first expired fisrt out).
8. Menyusun stok produk dapat diklasifikasikan
berdasarkan obat oral, injeksi, infus, obat untuk penggunaan luar dan
desinfektan, obat untuk laboratorium. Dan masing–masing klasifikasi tersebut disusun secara
alfabetis.
9. Untuk obat–obat dengan penyimpanan khusus
seperti narkotik dan psikotropik disimpan pada lemari yang terkunci dan hanya dapat
diakses oleh orang–orang tertentu.
10. Bahan mudah terbakar lebih baik disimpan pada
gedung terpisah, jika stok bahan dalam jumlah kecil disimpan pada lemari baja dengan
ventilasi yang bagus dan jauh dari sumber listrik diberi penandaan “bahan mudah
terbakar”. Lebih baik jika disimpan pada suhu serendah mungkin dan
tidak terkena cahaya langsung.
11. Bahan pengoksidasi dan korosif harus disimpan
jauh dari bahan mudah terbakar, idealnya disimpan dalam lemari yang terpisah.
Ruang penyimpanan
terbagi menjadi beberapa kategori yaitu :
- Suhu kamar (>25oC), seperti sediaan padat atau oral dan alkes.
- Suhu sejuk (15o – 25oC), pada ruangan AC seperti beberapa sediaan injeksi, tetes mata, tetes telinga, salep mata.
- Suhu dingin (2o – 8oC), pada almari pendingin seperti obat sitotoksik, sediaan suppositoria, insulin dan serum.
- Suhu cool box (8-15°C), pada obat-obat tertentu seperti propiretik suppo
Penggunaan
instruksi mengikuti label dikategorikan sebagai berikut :
- Jangan disimpan pada suhu diatas 30°C bermakna penyimpanan dari suhu 2°C hingga 30°C.
- Jangan disimpan pada suhu diatas 25°C bermakna penyimpanan dari 2°C hingga 25°C.
- Jangan disimpan pada suhu diatas 15°C bermakna penyimpanan dari 2°C hingga 15°C.
- Jangan disimpan pada suhu diatas 8°C bermakna penyimpanan dari 2°C hingga 8°C
Jika tidak disebutkan pada instruksi penyimpanan, Suhu normal didefinisikan dengan
penyimpanan pada ruang kering, ventilasi memadai dan temperatur +15°C sampai +25°C atau tergantung pada iklim sampai
+30°C. Dan tidak terkontaminasi oleh bau bahan lain serta kontaminasi
cahaya. Suhu 15°C sampai 30°C diasumsikan pada suhu dengan air
conditioned. Pengawasan terhadap suhu dengan menggunakan termometer.
Ruang penyimpanan dirancang sedemikian rupa sehingga memenuhi
persyaratan yang ditentukan yaitu : memiliki ventilasi yang cukup, suhu yang
sesuai, tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang dapat berakibat
meningkatkan suhu ruangan, larangan merokok dalam ruangan dan memiliki
kelengkapan alat pemadam kebakaran.Cara penyimpanan perbekalan farmasi dalam
rak disusun secara alfabetis, golongan obat dan berdasarkan jenis sediaannya.
Penyimpanan
obat harus menjadi perhaitan khusus mengingat obat memiliki stabilitas pada
suhu tertentu. Manfaat dari penyimpanan obat sesuai suhu yaitu untuk mencegah terjadinya penurunan mutu obat dalam masa penyimpanan dan untuk mencegah kerusakan obat saat dalam masa
penyimpanan.
Obat Aborsi
ReplyDeleteTerimakasih sudah sangat membantu pembelajaran kembali.
ReplyDeleteKISAH CERITA AYAH SAYA SEMBUH BERKAT BANTUAN ABAH HJ MALIK IBRAHIM
ReplyDeleteAssalamualaikum saya atas nama Rany anak dari bapak Bambang saya ingin berbagi cerita masalah penyakit yang di derita ayah saya, ayah saya sudah 5 tahun menderita penyakit aneh yang tidak masuk akal, bahkan ayah saya tidak aktif kerja selama 5 tahun gara gara penyakit yang di deritanya, singkat cerita suatu hari waktu itu saya bermain di rmh temen saya dan kebetulan saya ada waktu itu di saat proses pengobatan ibu temen saya lewat HP , percaya nda percaya subahana lah di hari itu juga mama temen saya langsung berjalan yang dulu'nya cuma duduk di kursi rodah selama 3 tahun,singkat cerita semua orang yang waktu itu menyaksikan pengobatan bapak kyai hj Malik lewat ponsel, betul betul kaget karena mama temen saya langsung berjalan setelah di sampaikan kepada hj Malik untuk berjalan,subahanallah, dan saya juga memberanikan diri meminta no hp bapak kyai hj malik, dan sesampainya saya di rmh saya juga memberanikan diri untuk menghubungi kyai hj Malik dan menyampaikan penyakit yang di derita ayah saya, dan setelah saya melakukan apa yang di perintahkan sama BPK kyai hj Malik, 1 jam kemudian Alhamdulillah bapak saya juga langsung sembuh dari penyakitnya lewat doa bapak kyai hj Malik kepada Allah subahanallah wataala ,Alhamdulillah berkat bantuan bpk ustad kyai hj Malik sekarang ayah saya sudah sembuh dari penyakit yang di deritanya selama 5 tahun, bagi saudara/i yang mau di bantu penyembuhan masalah penyakit gaib non gaib anda bisa konsultasi langsung kepada bapak kyai hj Malik no hp WA beliau 0823-5240-6469 semoga lewat bantuan beliau anda bisa terbebas dari penyakit anda. Terima kasih