Wednesday, 12 October 2016

Analisis SWOT Sebelum Mendirikan APOTEK/TOKO OBAT


SWOT Analysis merupakan hal yang penting sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan terhadap suatu hal. Misalnya saja dalam pendirian sebuah apotek/ toko obat. Analisis SWOT dapat memberikan posisi apotek dari sisi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (treat). Faktor pesaing, lokasi, perkembangan wilayah, animo masyarakat merupakan hal penting dalam pemilihan lokasi apotek selain tentu bagaimana memikirkan untuk memberikan pelayanan (service) yang memuaskan pada konsumen. Berikut saya contohkan analisis SWOT sebuah apotek X yang berada di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan








Analisis SWOT merupakan evaluasi diri dari sang pemilik apotek guna meningkatkan performa apoteknya, sehingga output dari hasil ini dilakukan langkah-langkah strategis berupa strategi pengembangan apotek. Semoga bermanfaat :)

Monday, 10 October 2016

Farmasi Bahan Alam Mulai Naik Daun


Bagi seorang profesional farmasi, bekerja menjadi seorang ahli bahan alam diera sekarang sepertinya masih menjadi pilihan yang sulit. Memang dapat kita sadari bahwa ketersediaan bahan alam yang kadang menjadi masalah terutama dalam hal keseragaman komponen kimia sehingga industri lebih tertarik menggembangkan produk kimia murni dari hasil sintesis. Namun, saya pribadi memiliki pendapat yang berbeda. Saya pikir industri bahan alam saatnya bangkit mengingat potensi bahan alam Indonesia cukup besar untuk bisa dikembangkan menuju sediaan farmasi terstandar. Bahan alam memiliki beberapa keuntungan yaitu jauh lebih murah, mudah didapat serta diproses menjadi suatu sediaan farmasi. Bahan alam dapat bersaing menjadi produk bernilai tinggi di pasar obat jika farmasi dan penggiat bahan alam mampu menonjolkan aspek kefarmasian terkait data farmakologi, farmakokinetika dan teknologi sediaan farmasi yang layak untuk digunakan masyarakat. Kita harus sadar bahwa dasar penemuan obat sintetis sebagian besar dari uji aktivitas senyawa kimia bahan alam, sehingga seharusnya bahan alam memiliki tempat yang layak untuk dijadikan obat dalam penanganan berbagai penyakit. Sebagai seorang farmasis sudah saatnya kita mulai kreatif, inovatif dan berpikir jauh kedepan untuk dapat mengembangan potensi bahan alam yang mampu bersaing di pasar obat global dan tidak menutup kemungkinan akan ada obat-obat baru untuk penyakit yang masih belum bisa disembuhkan didapatkan dari senyawa bahan alam.

Thursday, 4 August 2016

5 Tips Mudah Mendapatkan Gelar Sarjana Farmasi


Saya tidak perlu capek-capek menulis terlalu panjang tentang apa itu farmasi dan bagaimana kuliah di jurusan farmasi. Yang jelas jawabannya pasti susah karena hampir sebagian besar farmasi belaajar kimia, fisika dan biologi dari obat. Tentu banyak orang yang alergi mengenai 3 bidang tersebut. Namun dibalik semua kesulitan tetap ada cara untuk mempermudahnya. Disini saya akan berbagi tips bagaimana cara mudah bisa lulus tepat waktu dengan predikat yang memuaskan.

Tips 1 : Kenali diri anda
Hal ini cukup penting dalam menilai diri anda sendiri, termasuk kemampuan akademis anda. Jika anda berada di level 80 % maka anda bisa cukup tenang, namun jika anda berada dibawah itu anda harus berusaha lagi meningkatkan level kemampuan anda. Level disini yang saya maksudkan adalah kemampuan anda dalam mencerna pelajaran setidaknya anda bisa memahami, menjelaskan, dan mengulang kembali 80 % dari apa yang anda pelajari. Nilai ini sudah cukup sebagai bekal menjadi mahasiswa farmasi.

Tips 2 : Hargai waktu anda
Waktu adalah hal yang penting bagi anak farmasi. Waktu anda 50 % akan dihabiskan untuk praktikum dan mengerjakan laporan praktikum yang disertai dengan belajar pre/post test. Kadang banyak anaka farmasi berpikir mereka tidak sempat menghabiskan malam minggu untuk sekedar santai karena masih banyak tugas dan laporan yang harus diselesaikan. Namun tentu ada cara mengantisipasi supaya malam minggu anda bisa free. Tipsnya adalah anda kerjakan maraton saja laporan anda, setidaknya sampai BAB tinjauan pustaka, kan anda udah tau tuh percobaan apa saja pada saat briefing di awal, hehehe. Selanjutnya anda jangan sekali-sekali menunda-nunda pekerjaan. Setelah percobaan selesai, sebaiknya malam hari atau besok harinya anda sudah harus menyelesaikan laporan tersebut hingga kesimpulan dan daftar pustaka. Maka waktu anda tidak akan terbuang, dan anda masih bisa menikmati hidup sebagai mahasiswa farmasi.

Tips 3 : Anda harus cerdas (Tidak perlu pintar)
Cerdas dapat diartikan mampu memanipulasi keadaan sesuai dengan keinginan anda. Cerdas yang saya maksudkan adalah anda dapat mengerjakan tugas, laporan, ujian sebagaimana orang pintar. Tipsnya adalah anda harus mulai mencari teman yang memiliki kemampuan akademik yang cukup bagus (IpK cumlaude) dan coba belajar dari mereka. Coba membuat kelompok belajar kecil dimana disana ada yang bisa membiming anda menjawab soal. 

Tips 4 : Anda wajib supel
Mahasiswa farmasi terkenal kuper, mereka banyak praktikum dan temannya hanya mencit, tikus dan hewan percobaan lainnya, hehe bercanda. Pada dasarnya menjadi mahasiswa farmasi harus bisa bergaul dan membuka jejaring seluas mungkin. Ini sangat penting bagi anda untuk membuka potensi kemudahan dalam urusan akademis anda. Saya contohkan anda punya teman dari kelompok minat Komputer maka anda akan lebih mudah belajar ke arah komputer, misalnya ada tugas farmasi tentang kimia komputasi, program Office, program statistik dan SPSS, maka jejaring ini akan sangat membantu anda.

Tips 5 : Membangun hubungan emosional dengan dosen
Hal ini cukup jarang dipikirkan mahasiswa, karena mereka terlalu sibuk dengan komunitasnya tapi mereka tidak sadar bahwa dosen adalah salah satu faktor penentu kelulusan anda. Saya tidak mengajarkan anda menjadi seorang "penjilad" namun hubungan yang terjalin baik dengan dosen, maka secara personal dosen akan mengenal anda dan bisa saja nilai akademis anda baik karena adanya kedekatan tersebut (faktor attutude). Sehingga tidak salahnya kita dekat dengan dosen untuk sekedar berbincang, diskusi, curhat dan lainnya.

Diluar akademik yang bagus anda juga harus punya softskill yang lain seperti kemampuan komunikasi, komputer, manajerial, kewirausahaan dan kemampuan lain yang bisa anda ikuti dari organisasi. Semoga sukses.

Thursday, 28 July 2016

Kajian Farmakognostik Bawang Dayak

Bawang dayak adalah tumbuhan yang banyak tumbuh di pulau Kalimantan. Tumbuhan ini diyakini memiliki banyak khasiat dalam hal pengobatan penyakit. Bagian yang dimanfaatkan dari bawang dayak ini adalah umbinya. Khasiat bawang dayak yang pernah dilaporkan yaitu memperlancar aliran darah dan metabolisme tubuh, kesehatan reproduksi wanita, sistem pernapasan hingga pengobatan diabetes mellitus. 
Kajian farmakognostik sudah dilakukan pada umbi bawang dayak yaitu identifikasi morfologi, organoleptis, identifikasi kandungan kimia dan uji dengan kromatografi lapis tipis (KLT) dengan hasil seperti dibawah ini :

1. Pemeriksaan Morfologi
Berdasarkan hasil pemeriksaan morfologi tumbuhan Bawang Dayak yang diamati adalah akar, umbi, dan daun. Dapat dilihat bahwa daun Bawang Dayak merupakan daun tunggal, berbentuk memanjang lurus, ujung meruncing, pangkal berbentuk runcing, tepi daun rata, permukaan atas daun licin, permukaan bawah daun licin agak kasar, tulang daun sejajar, permukaan atas dan bawah daun berwarna hijau. Umbi diketahui berwarna merah agak hitam sedikit dan strukturnya berlapis-lapis. Sedangkan akarnya termasuk akar serabut dan berwarna coklat kekuningan.

2. Pemeriksaan Organoleptis 
a. Hasil uji bau pada tumbuhan Bawang Dayak yaitu daun mempunyai bau yang khas. Umbi mempunyai bau khas. Akar mempunyai bau khas.

b. Hasil uji rasa pada tanaman bawang dayak yaitu daun rasa agak pahit,  umbi mempunyai rasa agak pahit, dan akar rasanya agak pahit. 

c. Hasil uji warna pada tanaman bawang dayak yaitu daun berwarna hijau berwarna merah agak hitam, dan akar berwarna kuning kecoklatan. 

3. Uji Identifikasi Kimia
a. Alkaloid
Identifikasi terhadap alkaloid dilakukan dengan cara serbuk sampel digerus bersama HCl 0,5 N dan ditambah dengan pereaksi Mayer, akan menghasilkan endapan putih.
Hasil : +

b. Saponin
Pada uji ini, serbuk sampel ditambahkan air kemudian dikocok, setelah itu dibiarkan selama 30 menit. Hasilnya akan positif bila buih yang ada bertahan lama.
Hasil : -

c. Falvonoid
Uji flavonoid dilakukan dengan cara sampel digerus dengan akuades, disaring dan diteteskan sampel pada kertas saring kemudian diuapkan dengan amoniak. Jika positif akan dihasilkan warna kuning hingga orange.

Hasil : +

4. Hasil uji KLT
Hasil KLT menggunakan ekstrak metanol bawang dayak yang ditotolkan pada plat silika gel menghasilkan nilai Rf sebagai berikut :
Eluen 8 : 2
Rf = 0,333

Eluen 7 : 3
Rf 1 = 0,2
Rf 2 = 0,56

Eluen 6 : 4
Rf 1 =  0,417
Rf 2 = 0,65
Rf 3 = 0,767

Eluen 15 : 2 : 1
Rf = 0,333

Eluen 8 : 2 : 1
Rf 1 = 0,183
Rf 2 = 0,783

Eluen 6 : 2 : 1
Rf = 0,667

Wednesday, 27 July 2016

Hati-Hati ada Antibiotik di Resep Racikan


Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan untuk terapi penyakit akibat infeksi bakteri. Antibiotik memiliki sifat melemahkan bakteri (bakteriostatik) dan membunuh bakteri (bakterisida). Secara umum penggunaan antibiotik disesuaikan dengan jenis bakteri yang menginfeksi tubuh apakah dia gram positif atau negatif. Ada beberapa antibiotik yang spesifik untuk jenis bakteri tertentu namun ada juga yang dapat digunakan sebagai spektrum luas atau bisa untuk berbagai jenis bakteri. Berbicara tentang antibiotik maka erat hubungannya dengan kemungkinan munculnya reaksi efek samping obat, hipersensitifitas hingga potensi resistensi. Resistensi antibiotik adalah keadaan dimana bakteri yang sebelumnya dapat dihambat oleh antibiotik ternyata dengan kondisi yang sama dikemudian hari bakteri tersebut resisten/kebal sehingga perlu pemberiaan antibiotik dengan golongan yang lebih tinggi atau dapat dengan penambahan dosis ataupun terapi kombinasi. Pada dasarnya terjadinya resistensi bisa disebabkan akibat penggunaan antibiotik dibawah dosis yang seharusnya, pemberian dengan waktu yang tidak sesuai dengan seharusnya ataupun terjadi mutasi bakteri sehingga menjadi rentan dengan antibiotik.
Dewasa ini, peresepan antibiotik menjadi perhatian khusus, mengingat bahaya resisteni bisa melanda siapa saja dengan berbagai tingkat usia. Hal yang perlu disoroti adalah peresepan racikan antibiotik yang diberikan pada anak-anak. Resep racikan memang sudah menjadi kebiasaan di Indonesia karena kendala di negara kita belum punya sediaan obat padat/solid yang dikhususkan untuk anak. Misalnya sediaan tablet, kaplet, kapsul dan lain sebagainya. Sehingga racikan berupa serbuk menjadi pilihan utama dalam peresepan obat di pusat pelayanan kesehatan di Indonesia. Obat racikan dalam bentuk puyer santer diberitakan beberapa tahun ini dan menimbulkan kontroversi terkait stabilitas bahan obat dan kebersihan dalam pembuatannya. Terlepas dari itu semua, obat racikan harus juga dilihat dari komponen zat aktif yang dicampurkan. Jika puyer yang diresepkan mengandung antibiotik, maka seharusnya perlu adanya konfirmasi ke dokter untuk memisahkan antibiotik dari resep racikan tersebut. Hal ini cukup beralasan mengingat antibiotik sangat berpotensi mengalami resisteni pada dosis rendah. Bisa saja pembuatan sediaan puyer tersebut dilakukan tidak homogen, tidar seragam dalam hal pembagian dan lain sebagainya yang dapat mengurangi dosis yang seharusnya. Misalnya saja pada resep berikut :

R/ Amoxicillin 125 mg 
     PCT 100 mg 
     S.3dd P 1
     m.f pulv dtd no XV

Pro : An. Nanda

Pada resep tersebut diketahui obat diindikasikan pada pasien anak yang didiagnosa menderita demam dan adanya infeksi. Kita ketahui bahwa amoxicillin sebagai antibiotik harus diminum hingga habis dan bisa saja demam akan berhenti sebelum masa minum obat selesai. Artinya, seharusnya kita tidak perlu minum obat demam sampai habis seperti minum antibiotik. Sehingga, kombinasi ini dalam satu resep racikan puyer tidak rasional untuk dibuat dan digunakan. Obat demam, dalam hal ini digunakan PCT 100 mg hanya diberikan saat demam dan dapat dihentikan ketika demam sudah sembuh. Hal sederhana seperti ini dapat menjadi alasan mengapa antibiotik seharusnya tidak menjadi satu sediaan kombinasi dengan obat lain dalam satu puyer. Praktik kefarmasian menuntut kita harus jeli dan hati-hati dalam bekerja, mengingat hal ini akan sangat fatal bagi pasien terutama risiko resistensi yang sangat tinggi dari penggunaan antibiotik secara sembarangan.

Jangan Gunakan Panci berbahan Logam untuk Merebus Tumbuhan


Tumbuhan obat sudah dikenal  lama di bumi nusantara yang merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang kita. Sejak dulu nenek moyang kita sudah terbiasa menggunakan bahan obat yang berasal dari alam untuk terapi utama dalam pengobatan maupun untuk kosmetika. Hal ini cukup beraalasan mengingat Indonesia berada digaris katulistiwa dengan iklim panas dan curah hujan yang relatif berimbang sehingga mendukung tumbuhan tropis sebagai sumber bahan baku obat tradisional. Apalagi Indonesia juga dikenal sebagai paru-parunya dunia selain negara Brazil yang kaya akan hasil hutan yang memproduksi banyak oksigen. 

Tumbuhan obat memiliki daya tarik tersendiri dikalangan masyarakat Indonesia bahkan dunia, mengingat penggunaan obat berbahan kimia yang terkenal dengan potensi efek sampingnya. Sehingga, pasar obat tradisional sampai saat ini masih cukup bisa diandalkan. Namun harus kita akui bahwa pengembangan obat tradisional sendiri memang banyak menemui kendala terutama dalam hal sarana dan prasarana, juga keseragaman kandungan kimia antar daerah tempat tumbuh yang kadang masih berbeda. Disisi lain, tumbuhan obat dapat menjadi alternatif terapi penunjang bahkan digunakan terapi utama para penggiat herbal.

Penggunaan obat dari tumbuhan dapat digunakan secara sederhana yaitu hanya dengan menggerus kecil daun, bunga maupun bagian akar yang langsung dikonsumsi atau dioleskan pada bagian yang sakit. Ada juga yang sudah melalui proses pengubahan bentuk dan proses fisika, kimia maupun biologi guna memaksimalkan potensi kandungan kimia di dalamnya. Farmasi bahan alam sebagai salah satu penggiat terapi herbal tentu banyak belajar bagaimana membuat tumbuhan dari bahan mentah hingga obat yang bisa dikonsumsi. Kita kenal ada obat yang dibuat dalam bentuk ekstrak, kapsul, serbuk, pil, tablet bahkan hingga sediaan nano partikel. Sentuhan teknologi terkini mampu menyulap obat herbal menjadi sediaan farmasi yang lebih efisien dan efektif. 

Proses infusa atau istilah mudahnya dengan merebus obat adalah salah satu metode ekstraksi bahan alam yang mudah dikerjakan di rumah yaitu menggunakan panci yang diisi air dan bahan tumbuhan yang dipanaskan di atas api hingga suhu tertentu dan waktu tertentu (kalau infusa 90 derajat Celcius hingga 15 menit). Proses perebusan bahan baku tumbuhan ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dan sudah turun temurun dikenal oleh masyarakat. Namun, ada sesuatu hal yang harus menjadi perhatian khusus, yaitu penggunaan peralatan yang digunakan untuk merebus sedapat mungkin bukan berasal dari bahan logam seperti aluminium atau besi. Bahan dari logam memiliki kecenderungan dapat berinteraksi dengan bahan kimia penyusun dari tumbuhan yang berpotensi merusak zat kimia di dalamna. Bahan logam juga mengandung Besi tetraklorida dan Potasium Ferrisianida yang dapat mengendap pada rebusan. Selain itu juga menggunakan bahan logam dapat meningkatkan suhu air rebusan yang dapat merusak bahan kimia aktif tumbuhan yang bersifat termolabil. Sehingga, penggunaan wadah berbahan periuk tanah atau keramik lebih dianjurkan karena lebih aman terutama untuk menjaga kestabilan zat kimia yang terkandung di dalam tumbuhan.