Sunday 17 July 2016

Minimalisir Medication Error dengan Etiket Obat yang Lengkap

Etiket atau penanda suatu obat merupakan label yang diberikan pada obat sebagai petunjuk cara minum obat yang disampaikan oleh apoteker/farmasis kepada pasien. Etiket terdiri dari 2 macam yaitu etiket putih dan etiket berwarna (biru). etiket putih digunakan untuk sediaan oral yang diberikan melalui saluran cerna seperti tablet, kaplet, sirup dan sebagainya. Diluar itu maka digunakan etiket berwarna biru termasuk obat suppositoria, salep, krim dan sediaan luar lainnya.
Etiket merupakan hal yang sederhana namun ternyata fungsinya sangat penting. Mengapa saya berani mengatakan demikian?
Etiket memiliki fungsi vital sebagai sumber informasi bagi pasien dalam penggunaan obat. Pasien punya karakter dan kemampuan mengingat yang berbeda. Jika pada kondisi dimana pasien tidak memiliki kemampuan yang bagus dalam pemahaman atau ingatan tentang cara penggunaan obat yang disampaikan oleh apoteker/farmasis maka informasi dapat diperoleh di etiket. Sekarang, apa jadinya ketika etiket itu tidak lengkap? misalnya hanya mencantumkan tulisan 3 x sehari tanpa ada informasi lain, maka bisa saja pasien salah dalam meminum obat. Kasus tersebut terjadi pada penggunaan antibiotik seperti Amoxicillin yang harus diminum 3 kali sehari dan dihabiskan. Jika etiket ditulis tidak lengkap maka mungkin saja pasien berpikiran jika dia sembuh dari sakitnya maka dia tidak akan melanjutkan pengobatan. Padahal kita ketahui bersama bahwa obat antibiotik sangat berpotensi mengalami resistensi bakteri jika digunakan dibawah dosis / underdose atau tidak sesuai dengan dosis pemakaian yang seharusnya. Untuk itu etiket sangat penting menjadi perhatian petugas farmasi supaya dapat menuliskan etiket yang lengkap demi menghindari terjadinya medication error.

0 comments:

Post a Comment