Tuesday 12 July 2016

Potensi Herbal Kalimantan Belum Optimal

>

Pesona Kalimantan  dengan lahan basah (wetland) yang luas memberikan kesempatan besar untuk pengembangan obat berbahan baku herbal/tumbuhan obat. Jika kita menelusuri sudut demi sudut Kalimantan dari Kalimantan Tengah, Barat, Timur, Selatan dan sekarang adanya penambahan provinsi baru Kalimantan Utara, maka kita akan menemukan jajaran hutan tropis yang masih tersedia disini. Hutan Kalimantan banyak dimanfaatkan untuk diambil hasil alam berupa kayu, getah, hewan buruan yang berpotensi secara ekonomi. Namun, belum banyak kita lihat produk lokal yang memanfaatkan potensi tumbuhan untuk obat herbal yang memenuhi baku standar. Kita tahu selama ini kebanyakan penduduk lokal sekedar memanfaatkan tumbuhan ketika mereka mengidap suatu penyakit. Sebut saja penyakit diare misalnya mereka mengambil daun jambu biji untuk direbus, hepatitis dengan Akar kuning, Susah kencing dengan kumis kucing, dan contoh lainnya. Sampai saat ini tradisi itu pun masih terjadi, walaupun semakin berkurang karena sudah masuknya era modernisasi dan tersedianya produk-produk obat jadi kimia yang tersedia di pust-pusat pelayanan kefarmasian baik RS, apotek, toko obat dan lain sebagainya. Fenomena ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi warga lokal Kalimantan untuk dapat berpikir jauh kedepan, karena kita punya potensi bahan baku yang dapat diandalkan namun kenyataannya industri obat tradisional belum menggurita di bumi Kalimantan. Saya pikir ini suatu anomali pemikiran yang harus segera diubah. Tidak banyak industri berbahan herbal yang berkembang di Kalimantan, mungkin diantaranya yang masih ada hingga sekarang adalah Sarigading dan Singa Banteng yang ada di Kalimantan Selatan. Berdasarkan data dari Binfar tahun 2013 hanya ada 12 indutri obat tradisional yang ada di seluruh pulau Kalimantan. Peran farmasi/apoteker, pelaku usaha/investor dan pemerintah harusnya dapat lebih berkolaborasi dalam pengembangan industri di Kalimantan, mengingat pasar untuk bahan alam sendiri cukup potensial di nasional bahkan internasional. Seperti data tahun 2001 berikut :



Data tersebut menggambarkan bahwa obat herbal di dunia memiliki pasar yang besar dan luas dan sangat potensial bagi Indonesia khususnya Kalimantan sebagai komoditi utama diluar produk pangan dan perikanan yang selama ini juga terkenal menjadi produk unggulan kalimantan. 

0 comments:

Post a Comment